MANGGA KHAS KOTA PROBOLINGGO
Probolinggo adalah salah satu kota di Jawa Timur yang berbatasan dengan Pasuruan dan Situbondo. Daerah ini memiliki pantai serta dataran tinggi. Tanah Probolinggo yang subur dan berangin membuat Probolinggo dikenal sebagai penghasil buah anggur dan mangga terbaik di Indonesia. Bahkan jika kita mengamati mangga yang dijual di pinggir-pinggir jalan atau di pasar maka lebih dari separuh adalah jenis arum manis, selebihnya adalah manalagi, mangga Indramayu, mangga gedong, dan masih banyak lagi.
Buah mangga semakin banyak dikonsumsi masyarakat karena tingkat kepedulian masyarakat terhadap kesehatan yang semakin tinggi. Buah mangga dikenal kaya serat yang baik bagi kesehatan jantung, melancarkan pencernaan, dan menurunkan kolesterol, serta masih banyak lagi khasiat lainnya.
Mangga asal Probolinggo
Keberadaan mangga di Indonesia diduga sejak jaman penjajahan Belanda. Mangga ini diperkirakan berasal dari daratan India. Probolinggo dikenal sebagai penghasil mangga sejak tahun 1970-an, baru diikuti oleh daerah-daerah sekitarnya seperti Pasuruan dan Situbondo.
Mangga arum manis merupakan varietas mangga Probolinggo yang paling terkenal di antara mangga manalagi dan mangga golek yang juga banyak ditanam di Probolinggo. Disebut arum manis karena mangga ini harum dan manis (www.mangga.info). Daun pohon mangga arum manis berbentuk lonjong dan panjangnya dapat mencapai 45 cm. Mahkota pohonnya berbentuk kerucut terpotong dengan diameter sekitar 13 cm. Buah mangga arum manis umumnya berbunga pada bulan Juli-Agustus dan dipanen mulai September hingga November. Buah ini gampang dikenali karena bentuknya yang lonjong dan warnanya hijau kekuningan jika sudah matang.
Menurut Suli Artawi, petani sekaligus pengekspor mangga, seperti yang dilansir pada halaman Kraksaan Online, mengungkapkan bahwa mangga arum manis disukai banyak kalangan, termasuk oleh warga Singapura. Menurut Suli, mangga arum manis asal Probolinggo disukai karena tekstur dagingnya lembut, tahan lama, dan manis.
Saya juga sangat suka dengan mangga arum manis. Mangga ini selain manis, tidak terlalu berserat, juga berair, sehingga enak dimakan saat cuaca terik, baik disantap langsung maupun didinginkan sejenak di kulkas. Mangga arum manis juga nikmat dibuat jus. Hemm..membayangkannya saja saya jadi kepingin menyantapnya. Saya bisa menyantap tiga buah mangga arum manis dalam sehari.
Selain mangga arum manis, Probolinggo juga menghasilkan mangga manalagi dan mangga jenis golek. Manalagi asal Probolinggo dikenal manis dan kesat serta harum. Manalagi jika biasa disebut mangga madu anggur ada juga yang menyebutnya mangga lali jiwo. Saat masih muda, mangga ini juga enak dinikmati untuk rujak atau campuran sambal. Sedangkan mangga golek umumnya berbentuk lonjong dan panjang. Warna kulitnya kekuningan dengan rasa sangat manis, daging buahnya sangat tebal berwarna kuning tua, serta tidak banyak mengandung air jika dibandingkan arum manis.
Mangga Arum Manis Sebagai Ikon Probolinggo
Menurut Suli, meski arum manis terkenal hampir di seluruh nusantara, ia was-was jika suatu saat nanti kebesaran Probolinggo sebagai daerah penghasil mangga akan lenyap. Kekuatiran ini disebabkan karena banyak petani yang kurang telaten merawat buah mangga. Umumnya buah mangga hanya dibiarkan tumbuh dan jarang dipupuk sehingga kurang memenuhi standar ekspor. Dari tiga ton mangga yang ia ekspor ke Singapura dan berton-ton lainnya yang ia ekspor ke China dan Malaysia, tidak seluruhnya ia dapatkan dari Probolinggo melainkan juga ia peroleh dari kota-kota lainnya yang memiliki kualitas layak ekspor.
Untuk itu, ia rajin dan secara sukarela membagikan ilmunya tentang cara merawat mangga agar menghasilkan mangga berkualitas. Ia juga membuka pintunya bagi yang mau belajar langsung di kebunnya. Agar asal produksi mangga ini dikenal, ia mencantumkan nama Probolinggo di kemasan produk ekspornya.
Dulu, warga Probolinggo diwajibkan menanam pohon mangga di halaman rumahnya sehingga produksi mangga Probolinggo sangat tinggi. Namun saat ini, pohon mangga banyak dibiarkan tumbuh tanpa memperhatikan kebutuhan unsur P dan K-nya. Kemudian, dengan harga jual mangga yang menurun, banyak masyarakat yang menggantinya dengan sengon. Seperti yang ditulis di Kompas, telah lebih dari 100 ribu pohon mangga di Probolinggo ditebang dan diganti dengan sengon.
Mangga Probolinggo sebagai Sumber Pendapatan Daerah
Dari saran-saran Bapak Suli, saya setuju jika pemerintah daerah tetap menanamkan budaya mangga dan peduli terhadap mangga kepada warga dan kalangan muda. Juga mempromosikan agrowisata mangga di Probolinggo sehingga ikon Probolinggo sebagai kota mangga tetap lestari. Pasar ekspor mangga masih terbuka luas, jika ditekuni maka pemerintah daerah akan menghasilkan pendapatan sangat besar dari lini bisnis ekspor ini. Kesejahteraan masyarakat Probolinggo juga akan meningkat. Mangga bisa diekspor utuh atau dikemas dalam bentuk keripik buah, jus, sirup, atau bahan campuran kue lainnya.
Sejak tahun 1984 pasar ekspor mangga telah terbuka untuk kawasan Singapura, Malaysia, menyusul China dan Hongkong. Jika pemerintah dan masyarakat Probolinggo peduli serta tidak menggantinya untuk bertanam sengon, maka Indonesia, khususnya Probolinggo, akan dikenal sebagai daerah penghasil mangga terbaik sedunia. Sehingga suatu saat jika Thailand dengan pepaya, maka masyarakat dunia akan mengasosikan mangga dengan Indonesia.
SUMBER;http2013/s://dewipuspasari.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar